BRIN Pilih Kabupaten Malang dan Pasuruan Pengembangan Varietas Unggul Baru Kacang Hijau
MALANG, lintasskandal.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memilih Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan sebgai lokasi uji daya hasil pendahuluan kacang hijau dan uji daya hasil lanjutan Varietas Unggul Baru (VUB) Kacang Hijau.
Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, Yudhistira Nugraha, Rabu (29/5/2024) mengatakan, hingga saat ini telah dilepas lebih dari dua puluh lima varietas kacang hijau dengan berbagai karakteristik (warna biji hijau kusam atau hijau mengkilap, ukuran biji kecil-sedang), hasil rata-rata antara 0,90-1,98 t/ha, berat 100 biji antara 2,5-7,8 g, dan umur panen 51 hingga lebih dari 70 hari. Varietas kacang hijau dengan warna kulit biji hijau kusam yang berkembang luas terutama di daerah sentra produksi antara lain Vima 1, Vima 3, dan Vima 5.
Seiring dengan meningkatnya permintaan pasokan kacang hijau baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor, maka telah dilakukan kesepakatan untuk bekerjasama antara Pusat Riset Tanaman Pangan dengan CV SEMI, yang berkedudukan di Grobogan, Jawa Tengah. Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang pengujian daya hasil, penyakit, dan mutu biji untuk pelepasan varietas unggul baru (VUB) kacang hijau telah ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 20 Maret 2024.
Penandatanganan PKS dilakukan oleh Dr. Yudhistira Nugraha S.P., M.P. selaku Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan dan Anthony Susilo selaku Direktur CV.SEMI. Kerjasama dilakukan selama jangka waktu 3 tahun mulai 2024 hingga 2026. Kegiatan tahun 2024 meliputi: Uji daya hasil pendahuluan galur kacang hijau, ditanam di Kabupaten Malang dan Uji daya hasil lanjutan, akan dilaksanakan di Kabupaten Malang dan Pasuruan. Dalam pelaksanaannya, pihak CV SEMI juga aktif dalam monitoring kegiatan dilapang. Pada tanggal 7 Mei, Bapak Anthony (Direktur CV. SEMI) melakukan kunjungan lapang ke lokasi penelitian di Tajinan, Malang.
Sebagai salah satu produsen benih kacang hijau yang sedang berkembang, CV SEMI, telah berkontribusi dalam penyediaan benih kacang hijau terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur dan beberapa wilayah di Indonesia bagian timur. VUB kacang hijau yang akan dihasilkan tersebut (umur genjah, masak serempak, ukuran biji besar dan kecil, serta hasil tinggi) dimaksudkan untuk memenuhi varietas pilihan yang diinginkan petani maupun konsumen global.
Dengan terjalinnya Kerjasama dengan pihak mitra CV. SEMI, diharapkan pengembangan VUB kacang hijau yang dihasilkan akan lebih cepat sampai ke pengguna. Tersedianya benih sumber maupun benih sebar yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan benih petani akan memberikan kontribusi pada peningkatan produksi kacang hijau nasional.
Kacang hijau semakin menjadi pilihan petani, karena budidayanya cukup mudah, umur relatif genjah dengan hasil yang menguntungkan. Tanaman ini memiliki kandungan karbohidrat dan protein tinggi masing-masing sebesar 61,0% dan 23%. Karakteristik umur genjah (55-65 hari) dan toleran terhadap kekeringan, maka prospektif untuk dikembangkan di lahan sub optimal. Peran strategis lainnya adalah komplementer dengan beras, sebab protein beras yang miskin lisin dapat diperkaya oleh kacang hijau yang kaya lisin.
Produk terbesar hasil olahan kacang hijau di pasar berupa taoge (kecambah), bubur, makanan bayi, industri minuman, kue, bahan campuran soun dan tepung hunkue. Dengan potensinya ini kacang hijau dapat mengisi kekurangan protein pada umumnya, perbaikan gizi sekaligus mendukung program nasional menaikkan pendapatan petani. Disamping kebutuhan di dalam negeri, permintaan eksport juga semakin meningkat.
Penanaman kacang hijau dilakukan di sawah maupun tegal dengan luas panen nasional 206.525 ha (BPS 2018). Daerah sentra produksi kacang hijau tersebar di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur dengan total produksi mencapai 91,7 persen dari produksi nasional. Hasil biji rata-rata 1.149 t/ha, dengan kisaran 0.774-1.858 t/ha tergantung varietas, lokasi, dan budi daya.
Karakteristik varietas kacang hijau yang digunakan beragam tergantung pemanfaatannya. Untuk pasar lokal pada industri kecambah biasanya digunakan kacang hijau yang memiliki ukuran biji kecil, sedangkan untuk industri makanan atau minuman biasanya digunakan kacang hijau yang memiliki ukuran biji besar karena berhubungan dengan kemudahan pengupasan. Untuk ekspor, selain memiliki ukuran biji besar juga memiliki warna kulit biji hijau kusam.