Jatim Pasok Produksi Ikan Tangkap Terbesar Nasional

Img 20240318 220724

SURABAYA, lintasskandal.com – Provinsi Jatim sebagai provinsi dengan produksi perikanan tangkap tertinggi secara nasional, yakni sebesar 609.685 ton, dan perikanan budi daya tertinggi kedua sebesar 1.314.200,80 ton.

Berdasarkan data statistik Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPMHP), Jatim menyumbang ekspor komoditas perikanan tertinggi nasional dengan nilai ekspor 2.602.492.056 USD.

Sedangkan untuk komoditi penyumbang ekspor perikanan di Jatim tertinggi secara nasional, yakni udang dengan komoditi sebesar 84.582,49 ton dan ikan tuna sebesar 54.195, 79 ton.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, Senin, (18/3/2024) mengatakan, terkait stok ikan selama bulan Ramadan, berdasarkan data yang dihimpun dari 232 cold storage, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan stok ikan pada akhir Februari 2024 berjumlah 32.359 ton. Stok tersebut mencukupi untuk kebutuhan Ranadan 2024.

Stok ikan terbanyak adalah ikan Cakalang sebanyak 8.012 ton, diikuti Tuna 3.585 ton udang 3.516 ton, layang 2.806 ton Kemudian Tongkol 1.605 ton, dan Kembung 1.340 ton.

“Keberadaan cold storage sangat penting untuk menjaga ketersediaan ikan, termasuk juga dalam hal pengendalian harga,” Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, Senin, (18/3/2024).

Budi memaparkan, rata-rata harga ikan sudah naik dibanding bulan Januari. Dia menyontohkan harga Cakalang pada bulan Februari adalah Rp19.019/kg, tuna Rp96.152/kg, udang Rp92.651/kg, layang Rp15.727/kg, tongkol Rp17.755/kg, dan kembung Rp22.456/kg.

Merujuk pendataan tersebut, Budi menyimpulkan stok ikan mencukupi atau aman untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat selama bulan Ramadan

KKP akan terus mengawal ketersediaan serta kestabilan harga ikan. KKP menyebut bahwa keberadaan cold storage (CS) di berbagai daerah berhasil membantu menampung dan mendistribusikan ikan hasil tangkapan nelayan termasuk selama Ramadan.”Alhamdulillah kondisi perdagangan ikan berjalan baik, terutama di bulan Ramadhan ini,” ujarnya.

Baca juga :  Plt. Bupati H. Subandi Beri Inspirasi Santri agar Berkontribusi Menyebarkan Informasi Positif

Diterangkannya, dengan jumlah tersebut, artinya stok ikan di Bulan Ramadan aman. Termasuk juga untuk stok bahan baku UPI (unit pengolah ikan) yang melakukan ekspor.

Budi mengajak masyarakat untuk menggunakan ikan sebagai asupan protein selama berpuasa. Selain menyehatkan, harganya stabil dan stok yang tercukupi, ikan juga mudah diolah jadi beragam menu, baik kaki lima hingga bintang lima.Ikan bisa jadi menu sahur atau berbuka, mau yang biasa atau pun mewah juga bisa,” tutupnya.

Kepada para pelaku usaha yang menyimpan ikan di cold storage, Budi menghimbau agar kontinu dan aktif secara bulanan atau sewaktu-waktu untuk melakukan pemutakhiran data okupansinya melalui G-form yang telah diberikan dari Ditjen PDSPKP. Hal tersebut penting dalam upaya bersama memantau dan menjaga ketersediaan dan stabilitas harga ikan di sepanjang tahun untuk ketahanan pangan berbasis ikan. “Ikan bisa jadi menu sahur atau berbuka, mau yang biasa atau pun mewah juga bisa,” tutupnya. (hd)