Sidoarjo Raih Penghargaan Adipura, Gus Muhdlor : Bentuk Komitmen Bersama Jaga Lingkungan
SIDOARJO, lintasskandal.com – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mendapatkan penghargaan Adipura kategori Kota Sedang dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK). Hal tersebut menjadi bukti akan keseriusan Pemkab dalam menangani masalah lingkungan di kabupaten setempat.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menyampaikan rasa syukur dan bangga atas prestasi tersebut. Penghargaan ini juga sebagai bentuk komitmen Kabupaten Sidoarjo dalam meningkatkan kualitas lingkungan.
“Ini adalah hasil dari kerja keras bersama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait. Dengan meraih adipura ini juga diharapkan dapat terwujud kesejahteraan bersama,” ucapnya saat dikonfirmasi pada Rabu (6/3/2024).
Gus Muhdlor sapaan akrab Bupati Sidoarjo tersebut berharap dengan diraihnya adipura untuk Sidoarjo dapat menjadikan motivasi untuk terus melakukan inovasi dan pembangunan berkelanjutan guna menjaga keindahan Sidoarjo untuk generasi mendatang.
“Warisan terbaik untuk anak cucu kita adalah hak hidup atas lingkungan yang bersih dan sehat. Langkah ini bisa kita lakukan kalau kita menjaga lingkungan kita bersama-sama disemua tempat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sidoarjo, Bahrul Amig mengatakan, Kabupaten Sidoarjo telah mendapatkan penghargaan Adipura lebih dari 10 kali.
“Penghargaan adipura ini sudah dikantongi Sidoarjo kurang lebih 12 kali. Hal Ini menjadi sebuah apresiasi dari pekerja pengelolaan lingkungan,” ujarnya.
Menurutnya, terdapat dua hal yang dititik beratkan KLHK pada pengelolaan lingkungan. Yakni pengelolaan sampah dan pengembangan ruang terbuka hijau.
“Jadi dua poin tersebut sangat penting, jadi diharapkan nanti itu menjadi penyemangat bagi goverment daerah dan masyarakat,” tuturnya.
Karena itu ia mempunyai tujuan untuk menurunkan emisi karbon. Dengan beberapa langkah yang harus dilaksanakan. Karenanya perlu membangun sistem tata pengelolaan sampah yang bagus. Serta pengembangan ruang terbuka hijau yang dapat mengakomodir perkembangan kota.
“Saya kira Sidoarjo diapresiasi tidak lain karena memang yang dinilai dari partisipasinya masyarakat dalam pengelolaan sampah,” jelasnya.
“Pengelolaan sampah itu kalo di breakdown ada dua hal yaitu penangan dan pengurangan sampah,” imbuhnya.
Amig menyebut jika basis komunitas di Sidoarjo juga sudah sangat kuat. Bahkan, Kabupaten Sidoarjo merupakan satu-satunya daerah yang mempunyai Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) paling banyak di Indonesia dengan jumlah mencapai 190 TPS3R.
“Karena itu, hal tersebut menjadi harapan bagi masa depan pengelolaan sampah di Sidoarjo. Dari jumlah tersebut, yang aktif masih sekitar 60 persen. Sehingga perlu penguatan kemampuan pengelola dalam menangani sampah TPS3R yang berbasis ramah lingkungan,” terangnya.
Amig juga menambahkan komitmen pemerintah daerah juga menjadi kunci utama. Terutama dalam aspek kebijakan.
“Seperti sekarang ini Sidoarjo lebih kongkrit kebijakannya, terutama tentang penguatan kapasitas dan manajemen persampahan sudah mulai berpola. Hal itu diperkuat dengan peraturan bupati, terus Perda kami tentang jasa pelayanan retribusi sampah yang nantinya menuju pada proporsionalitas, artinya bayarlah sampahmu itu dengan banyaknya sampah,” pungkasnya. (zaq)