RSUD Haji Surabaya Ajak Masyarakat Kenali Stroke Lebih Dekat
SURABAYA, Lintasskandal.com – Memperingati Hari Stroke Sedunia, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji Provinsi Jawa Timur mengajak masyarakat untuk mengenal penyakit stroke lebih dekat.
Dokter Spesialis Saraf RSUD Haji Surabaya, dr. Irma Rizkika Marjianto, Sp. N, kepada Jatim Newsroom, Rabu (8/11/2023) mengatakan, penyakit stroke merupakan suatu keadaan ditemukannya tanda-tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologis fokal atau global, yang dapat memberat dan berlangsung selama 24 jam atau lebih, stroke dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
“Stroke terjadi karena otak tidak mendapat pasokan darah yang membawa oksigen sehingga sel-selnya mati. Stroke bisa menyerang semua usia mulai anak-anak sampai orang usia tua, karena semua orang ada faktor risikonya. Anak-anak biasanya ada faktor risiko kelainan anatomi, sedangkan untuk orang yang sudah dewasa faktor risikonya banyak ada yang bisa dimodifikasi atau yang tidak bisa dimodifikasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, dr. Irma menerangkan, faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi ialah mereka yang usianya di atas 55 tahun, laki-laki lebih berisiko terkena stroke, orang yang berkulit hitam, genetik atau keturunan, dan orang yang sudah pernah terkena stroke sebelumnya. Sedangkan, yang bisa dimodifikasi ialah, yang terkait penyakit lain seperti darah tinggi, diabetes, atau gaya hidup (merokok), kurang olahraga, kurang tidur, dan depresi atau gangguan psikis.
“Faktor risiko stroke adalah, tekanan darah yang meningkat, obesitas, kadar gula darah yang tinggi, pola makan yang buruk, kolesterol LDL tinggi, gangguan fungsi ginjal, polusi udara, merokok, konsumsi alcohol, dan aktivitas fisik yang kurang. Harapannya pola hidup yang baik ditingkatkan, seperti mempergerakkan anggota badan yang cukup, tidur yang cukup, bisa mengelola stres dengan baik, itu bisa menurunkan risiko terkena stroke,” terang dr. Irma.
Untuk mendeteksi tanda dan gejala stroke, dr. Irma mengajak masyarakat supaya mengingat slogan ‘SeGeRa Ke RS’ (SEnyum tidak simetris, GErak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, bicaRA pelo, KEbas, Rabun pandangan satu mata kabur terjadi tiba-tiba, Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya)
“Gejala stroke itu selalu terjadi mendadak, karena gangguan pembuluh darah di otak itu mendadak, baik itu penyumbatan atau pecah pembuluh darah. Gejalanya timbul mendadak seperti wajah tidak simetris, kelemahan separuh badan, atau kesemutan separuh badan, bicara melantur, kejang, tidak sadar atau pusing seperti vertigo. Itu terjadi mendadak tanpa tanda-tanda sebelumnya bisa merupakan gejala stroke,” sebut dr. Irma.
Maka, untuk mencegah stroke, dr. Irma juga mengajak masyarakat supaya mengingat slogan ‘Cerdik’ (Cek kesehatan rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stress).
“Himbauan khusus mencegah stroke bagi masyarakat adalah, penyakit stroke ini bisa dicegah melalui faktor-faktor risiko yang bisa dikendalikan. Kalau memang punya hipertensi ataupun diabetes maka harus diobati, yang penting tahu risiko stroke, mengenali diri sendiri apakah punya stroke, mengendalikan risiko itu. Harus memeriksakan diri, punya darah tinggi atau tidak, diabetes, kolesterol, itu harus dikontrol rutin dengan baik,” imbau dr, Irma,
“Faktor risiko lain, kalau merokok harus berhenti, karena faktor risiko merokok ini bukan hanya untuk yang merokok tapi juga yang terkena asap rokoknya. Mengelola stres, dan meningkatkan aktivitas gerakan ya, jadi tidak boleh mager dan rebahan ini. Harus bergerak, dalam seminggu, harus olahraga minimal tiga kali, dengan durasi minimal 30 menit,” tambah dr. Irma.
Dr. Irma mengungkapkan, kasus stroke di RSUD Haji Surabaya itu meningkat, terutama pasien yang rawat jalan. “Karena kesadaran masyarakat untuk kontrol, memeriksakan diri setelah terserang stroke sudah mulai tinggi. Setelah terserang stroke mereka rutin kontrol jadi jumlah pasiennya ikut meningkat. Untuk di rawat inap, ini masih naik turun, cuma trennya sekarang memang meningkat, karena kemungkinannya memang secara epidemologi di dunia kejadian stroke pun juga meningkat,” ungkapnya.
Di RSUD Haji Surabaya, dr. Irma mengatakan, kesadaran masyarakat terhadap bahaya gejala stroke ini memang meningkat, namun Ia menyampaikan, masyarakat juga belum memahami bahwa stroke ini yang utama adalah waktu penanganannya.
“Semakin cepat gejala stroke ditangani, maka akan lebih baik, pasien yang mempunyai gejala stroke harap segera datang ke UGD dalam waktu kurang dari dua jam kalau bisa kurang dari satu jam. Karena untuk memasukkan obat khusus stroke itu dibatasi maksimal sampai empat jam, jadi semakin cepat datang semakin cepat diperiksa, sehingga bisa ditangani maupun diobati sesegera mungkin,” ujar dr. Irma.
Menurut dr. Irma, perbaikan gejala klinis dari stroke itu, tergantung dari pengobatannya dan letak kelainan pembuluh darahnya, pencegahan itu didahulukan agar tidak terserang stroke. Sehingga kepada masyarakat luas, dr. Irma berpesan, kalau bisa jangan sampai terkena stroke, dan harus bisa mencegah terjadinya stroke.
“Kita semua harus mengenali faktor risiko stroke kita masing-masing, seperti yang sudah disebutkan faktor risiko stroke itu yang bisa diubah seperti penyakit diabetes, hipertensi, merokok, kolesterol, aktivitas fisik yang kurang, stres itu bisa diobati sehingga kita bisa mencegah stroke. Jika memang ada tanda-tanda dan gejala stroke, harap segera datang ke rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan,” pungkasnya. (red)