BPBD Jatim Kirim 40 Ribu Liter Air Siap Minum ke Gili Ketapang Probolinggo
Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto saat mengirimkan bantuan air bersih ke gili ketapang Probolinggo. Rabu (4/12/2024).
SURABAYA, lintasskandal .com – Pemprov Jatim merespon cepat krisis air bersih yang terjadi di Pulau Gili Ketapang, Kec. Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, akibat terputusnya jaringan pipa PDAM dibawah laut yang terkena jangkar kapal.
Melalui BPBD Jatim, Pemprov Jatim berkolaborasi dengan BPBD Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo langsung mengirimkan bantuan air bersih sebanyak 40 ribu liter dan dua unit mesin penyedot air, lengkap dengan selangnya.
Bantuan air bersih yang terdiri dari 36 ribu liter air curah dan 200 galon air itu dikirim melalui kapal ekspedisi KM Ocean I yang sandar di Dermaga Mayangan, Kota Probolinggo, Rabu (4/12/2024) petang.
Hadir dalam pemberangkatan bantuan ini, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto, Kalaksa BPBD Kabupaten Probolinggo Oemar Sjarief, Kalaksa BPBD Kota Probolinggo Sugito dan Komandan Pos TNI AL Mayangan, Letda Laut (S) Nur Hasan.
Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, pihaknya akan terus memantau kebutuhan warga Gili Ketapang hingga perbaikan pipa selesai.
“Hari ini kita distribusikan air kurang lebih 40 ribu liter. 36 ribu liter dalam bentuk curah yang dimasukkan ke dalam tandon-tandon, lalu ada 200 galon yang siap minum yang kita kirim melalui kapal,” ujarnya dalam keteragan tertulisnya, Kamis (5/12/2024).
Sepanjang masa perbaikan pipa PDAM, Kalaksa BPBD Jatim akan terus memantau perkembangan kondisi air bersih di Gili Ketapang. “Nanti kami akan terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo bila jaringan pipa PDAM ini masih belum tertangani,” ujarnya.
Sementara, Kalaksa BPBD Kabupaten Probolinggo Oemar Syarif, menyebutkan bahwa perbaikan pipa terus dikebut meski terkendala kondisi cuaca. “Informasi dari semalam sudah ada satu atau dua pipa yang tersambung, dan akan diteruskan pada hari ini. Karena mau dilanjutkan tadi malam, kami mendapat informasi jika gelombang tinggi, angin, dan arus deras tidak memungkinkan untuk dilanjutkan,” ungkap Oemar..